Anak tunalaras adalah anak-anak yang mengalami gangguan perilaku, yang ditunjukkan dalam aktivitas sehari-hari, baik di sekolah maupun dalam lingkungan sosialnya. Pada hakekatnya, anak-anak tunalaras memiliki kemampuan intelektual yang normal, atau tidak berada di bawah rata-rata. Adapun klasifikasi anak berkelainan perilaku sosial-emosional antara lain :
1. Berdasarkan perilakunya mencakup : Anak tunalaras
1. Berdasarkan perilakunya mencakup : Anak tunalaras
- Beresiko tinggi: hiperaktif suka berkelahi, memukul, menyerang, merusak milik sendiri maupun orng lain, melawan, sulit konsentrasi, tidak mau bekerja sama, sok aksi, ingin menguasai orang lain, mengancam, berbohong, tidak bisa diam, tidak dapat dipercaya, suka mencuri, mengejek, dsb.
- Beresiko rendah: autisme, kawatir, cemas, ketakutan, merasa tercekam, tidak mau bergaul, menarik diri, kurang percaya diri, bimbang, sering menangis, malu, dsb.
- Kurang dewasa: suka berfantasi, berangan-angan, mudah dipengaruhi, kaku, pasif, suka mengantuk, mudah bosan, dsb.
- Agresif : memiliki gang jahat, suka mencuri dengan kelompoknya, loyal tehadap teman jahatnya, sering bolos sekolah, sering pulang larut malam, dan terbiasa minggat dari rumah.
2. Berdasarkan kepribadiannya mencakup
- Kekacauan perilaku
- Menarik diri (withdrawll)
- Ketidakmatangan (immaturity)
- Agresi sosial
Adapun karaktristik anak tunalaras secara umum menunjukkan adanya gangguan perilaku, seperti suka menyerang (agresive), gangguan perhatian dan hiperaktif. Secara akademik anak tunalaras sering ditemui tidak naik kelas, hal ini dikarenakan ganggun perilakunya bukan karena kapasitas intelektualnya. Karaktristik emosi-sosial anak tunalaras suka melanggar norma baik yang berlaku di institusi seperti sekolah maupun masyarakat sehingga anak ini sering disebut dengan anak maladjusted.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar